Bioinformatika,
sesuai dengan asal katanya yaitu “bio” dan “informatika”, adalah gabungan
antara ilmu biologi dan ilmu teknik informasi (TI). Pada umumnya, Bioinformatika
didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap
dan menginterpretasikan data-data biologi. Sedangkan aplikasi dari
bioinformatika ini sendiri meliputi berbagai bidang, antara lain bidang
farmasi, kedokteran dan pertanian.
Bioinformatika merupakan suatu bidang yang
melibatkan berbagai metode analisa, sehingga dalam melakukan penelitian di
bidang ini, kuantitas dan kualitas data menjadi aspek penting.
Banyak kasus
yang dapat ditangani diantaranya:
1.
Bioinformatika
dan Pattern Recognition (Laporan Kenkyukai Pattern Recognition & Media Understanding)
yang mengulas tentang keterkaitan arus data yang deras mengalir, akan menarik
untuk mencermati perbandingan perkembangan pesat semikonduktor dan genetika. Di
bidang komputer, dikenal Moore's law yang memprediksi bahwa setiap 18 bulan,
jumlah transistor per satuan area pada IC, selalu berlipat dua. Analog dengan
Moore's law, di dunia biologi, dikenal juga ramalan menarik dari Prof. R.
Dawkins (Oxford University), yang mencoba menarik korelasi antara jumlah
nucleotide-base yang bisa dibaca dengan dana £1000, terhadap waktu.
2.
Pengembangan
pelacak DNA spesifik gen melalui bioinformatika: Indentifikasi gen penyandi
protein biji 21 kDa pada kakao UAH Indonesia (The development of gene-specific
probe by bioinformatica: Identification of 21 kDa-encoding seed protein gene on
Indonesian UAH cacao) yang mengulas tentang proses penemuan gen memerlukan
adanya pelacak spesifik gen tersebut. Selain itu, pelacak spesifik juga dapat
digunakan dalam mempelajari ekspresi suatu gen yang sesuai. Pelacak spesifik gen
dapat dikembangkan dengan memanfaatkan kemajuan bioinformatika teknik-teknik
biologi molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk merintis pengembangan pelacak
spesifik gen dan mengujinya pada genom kakao. Adapun targetnya adalah gen
penyandi protein 21 kDa yang diekspresikan di biji kakao namun bukan merupakan
protein penyimpanan (storage protein). Dua pasang primer DNA dihasilkan dari perancangan
menggunakan dasar daerah terkonservasi.
3.
Peranan
Bioinformatika Dalam Dunia Kedokteran yang mengulas tentang:
Ø Bioinformatika
dalam bidang klinis ini sering juga disebut sebagai informatika klinis (clinical
informatics). Aplikasi dari clinical informatics ini adalah berbentuk manajemen
data-data klinis dari pasien melalui Electrical Medical Record (EMR) yang
dikembangkan oleh Clement J. McDonald pertama kali mengaplikasikan EMR pada 33
orang pasien penyakit gula (diabetes).
Ø
Bioinformatika
untuk identifikasi agent penyakit baru yang belum dikenal penyebabnya. Banyak
sekali contoh-contoh penyakit baru (emerging diseases) yang muncul dalam dekade
ini, dan diantaranya yang masih hangat di telinga kita tentu saja SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome). Sekuen genom virus ini kemudian dibaca dan dari
hasil analisa dikonfirmasikan bahwa penyebab SARS adalah virus corona yang
telah berubah (mutasi) dari virus corona yang ada selama ini.
Ø Bioinformatika
untuk diagnosa penyakit baru diperlukan diagnosa yang akurat sehingga bisa
dibedakan dengan penyakit lain. Diagnosa yang akurat ini sangat diperlukan
untuk penanganan pasien seperti pemberian obat dan perawatan yang tepat. Jika
pasien terinfeksi virus influenza dengan panas tinggi, hanya akan sembuh jika
diberi obat yang cocok untuk infeksi virus influenza. Sebaliknya, tidak akan
sembuh kalau diberi obat untuk malaria. Karena itu, diagnosa yang tepat untuk
suatu penyakit sangat diperlukan.
Ø Bioinformatika
untuk penemuan obat biasanya dilakukan dengan penemuan zat/senyawa yang bisa
menekan perkembangbiakan suatu agent penyebab penyakit. Karena banyak faktor
yang bisa mempengaruhi perkembangbiakan agent tersebut, faktor-faktor itulah
yang dijadikan target. Diantara faktor tersebut adalah enzim-enzim yang
diperlukan untuk perkembangbiakan suatu agent.