Rabu, 26 Juni 2013

BioInformatika


        Bioinformatika, sesuai dengan asal katanya yaitu “bio” dan “informatika”, adalah gabungan antara ilmu biologi dan ilmu teknik informasi (TI). Pada umumnya, Bioinformatika didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi. Sedangkan aplikasi dari bioinformatika ini sendiri meliputi berbagai bidang, antara lain bidang farmasi, kedokteran dan pertanian. 

        Bioinformatika merupakan suatu bidang yang melibatkan berbagai metode analisa, sehingga dalam melakukan penelitian di bidang ini, kuantitas dan kualitas data menjadi aspek penting.

Banyak kasus yang dapat ditangani diantaranya:

1.      Bioinformatika dan Pattern Recognition (Laporan Kenkyukai Pattern Recognition & Media Understanding) yang mengulas tentang keterkaitan arus data yang deras mengalir, akan menarik untuk mencermati perbandingan perkembangan pesat semikonduktor dan genetika. Di bidang komputer, dikenal Moore's law yang memprediksi bahwa setiap 18 bulan, jumlah transistor per satuan area pada IC, selalu berlipat dua. Analog dengan Moore's law, di dunia biologi, dikenal juga ramalan menarik dari Prof. R. Dawkins (Oxford University), yang mencoba menarik korelasi antara jumlah nucleotide-base yang bisa dibaca dengan dana 1000, terhadap waktu.

2.      Pengembangan pelacak DNA spesifik gen melalui bioinformatika: Indentifikasi gen penyandi protein biji 21 kDa pada kakao UAH Indonesia (The development of gene-specific probe by bioinformatica: Identification of 21 kDa-encoding seed protein gene on Indonesian UAH cacao) yang mengulas tentang proses penemuan gen memerlukan adanya pelacak spesifik gen tersebut. Selain itu, pelacak spesifik juga dapat digunakan dalam mempelajari ekspresi suatu gen yang sesuai. Pelacak spesifik gen dapat dikembangkan dengan memanfaatkan kemajuan bioinformatika teknik-teknik biologi molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk merintis pengembangan pelacak spesifik gen dan mengujinya pada genom kakao. Adapun targetnya adalah gen penyandi protein 21 kDa yang diekspresikan di biji kakao namun bukan merupakan protein penyimpanan (storage protein). Dua pasang primer DNA dihasilkan dari perancangan menggunakan dasar daerah terkonservasi.

3.      Peranan Bioinformatika Dalam Dunia Kedokteran yang mengulas tentang:
Ø    Bioinformatika dalam bidang klinis ini sering juga disebut sebagai informatika klinis (clinical informatics). Aplikasi dari clinical informatics ini adalah berbentuk manajemen data-data klinis dari pasien melalui Electrical Medical Record (EMR) yang dikembangkan oleh Clement J. McDonald pertama kali mengaplikasikan EMR pada 33 orang pasien penyakit gula (diabetes).

Ø  Bioinformatika untuk identifikasi agent penyakit baru yang belum dikenal penyebabnya. Banyak sekali contoh-contoh penyakit baru (emerging diseases) yang muncul dalam dekade ini, dan diantaranya yang masih hangat di telinga kita tentu saja SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Sekuen genom virus ini kemudian dibaca dan dari hasil analisa dikonfirmasikan bahwa penyebab SARS adalah virus corona yang telah berubah (mutasi) dari virus corona yang ada selama ini.

Ø     Bioinformatika untuk diagnosa penyakit baru diperlukan diagnosa yang akurat sehingga bisa dibedakan dengan penyakit lain. Diagnosa yang akurat ini sangat diperlukan untuk penanganan pasien seperti pemberian obat dan perawatan yang tepat. Jika pasien terinfeksi virus influenza dengan panas tinggi, hanya akan sembuh jika diberi obat yang cocok untuk infeksi virus influenza. Sebaliknya, tidak akan sembuh kalau diberi obat untuk malaria. Karena itu, diagnosa yang tepat untuk suatu penyakit sangat diperlukan.

Ø   Bioinformatika untuk penemuan obat biasanya dilakukan dengan penemuan zat/senyawa yang bisa menekan perkembangbiakan suatu agent penyebab penyakit. Karena banyak faktor yang bisa mempengaruhi perkembangbiakan agent tersebut, faktor-faktor itulah yang dijadikan target. Diantara faktor tersebut adalah enzim-enzim yang diperlukan untuk perkembangbiakan suatu agent.