Rabu, 24 November 2010

Akibat Menonton Televisi

Televisi adalah salah satu media yang paling diminati oleh banyak kalangan untuk mendapatkan informasi dalam bentuk visual. Dan di jaman sekarang hampir sebagian besar penduduk di dunia, terutama yang tinggal di perkotaan pasti memiliki televisi di rumah mereka. Karena hampir semua berita yang kita butuhkan disiarkan di televisi, mau itu berita tentang seputar kehidupan seseorang, berita tentang bencana alam, berita tentang dunia, dan film-film yang berasal dari seluruh dunia pun juga bisa kita dapatkan.


Selain itu televisi juga dapat memiliki banyak manfaat dalam segi yang berbeda-beda tentunya, seperti:

  • Dalam pertanian misalnya; para petani dapat memperkirakan akan menanam apa dan kapan waktu yang tepat untuk menanam dengan memanfaatkan ramalan cuaca dari berita di televisi.
  • Dalam perdagangan misalnya; para pedagang dapat terus up to date harga jual barang dagangan mereka dengan harga jual yang ada di pasaran agar tidak terjadi rugi, dan juga para konsumen dapat memperkirakan berapa biaya yag harus dikeluarkan untuk mengkonsumsi suatu barang. Semua itu juga bisa peroleh dari berita di televisi.
Selain itu televisi juga memiliki dampak negatif dalam kehidupan, seperti:

  1. Dapat timbulnya pertikaian/salah paham akibat media infotaimen yang membahas tentang kehidupan segelintir orang-orang terkenal, karena pihak media tersebut melebih-lebihkan informasi yang mereka dapatkan dari narasumber dan untuk menarik minat konsumen, pihak media menambahkan hal-hal yang tidak benar menjadi terkesan benar adanya.
  2. Dapat menimbulkan contoh-contoh yang berbahaya bagi masyarakat, seperti: film-film pembunuhan, film-film yang mempertontonkan kekerasan, liputan yang tidak bermoral/pornografi, dan masih bnyak hal lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Tetapi tidak semua hal yang ada di televisi itu tidak baik, karena maksud dari sebuah siaran di televisi pastinya untuk menjadi suatu informasi berharga yang dapat di ambil hikmahnya agar menjadi sesuatu yang bermanfaat dikemudian hari.


Tapi kebanyakan orang menjadikan televisi sebagai sarana hiburan yang dapat menghilangkan stress dan mengusir rasa suntuk.


Contohnya anak-anak, untuk menghilangkan rasa suntuk mereka biasanya memilih televisi sebagai salah satu alternatif dan biasanya anak-anak memilih film-film cartoon atau animasi yang menyiarkan cerita-cerita lucu dan menarik seputar film anak-anak.


Dan bagi orang-orang dewasa tak jarang pula mereka memilih tontonan seputar kehidupan binatang, film komedi, dan juga berita.


Televisi dapat menjadi suatu sarana yang bermanfaat atau tidak bermanfaat, itu tergantung kita melihat dari segi mana dan pola pikir seperti apa yang kita miliki.




Sekilas info tentang sejarah televisi




Pada tahun 1884 seorang mahasiswa di Berlin menciptakan sebuah alat yang merupakan cikal-bakal pesawat televisi.Namun prinsip-prinsip televisi ini tidak dapat dilepaskan dari penemuan teknologi Radio. Pada tahun itu pula penemuan Paul Nipkow itu dipatentkan. Nipkow bercita-cita menciptakan prinsip-prinsip pembentukan gambar yang kemudian dikenal sebagai jantra Nipkow. Dalam majalah [aikon!] Juni 1997 dipaparkan secara rinci sejarah terciptanya televisi. Gagasan awal televisi adalah transmisi elektrik dari elemen gambar dan suara secara simultan.


Dan pada tahun 1802 menemukan teknologi radio yang berprinsip bahwa pesan dapat dikirim melalui kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. Kemudian James Maxwell menemukan prinsip baru untuk mewujudkan gelombang elektromagnetis yaitu gelombang
yang digunakan televisi tahun 1965. Gerakan magnetis dapat mengarungi ruang angkasa dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya. Penemuan Maxwell ini kemudian
dikembangkan oleh Guglemo Marconi.


Pada tahun 1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar televisi. Namun penayangan elemen-elemen gambar dengan cepat
garis demi garis, frame demi frame ditampilkan oleh WE Sawyer dari Amerika dan Maurice Leblanc dari Perancis pada tahun 1880.
Gelar Bapak per-televisi-an dunia akhirnya jatuh pada Paul Nipkow yang mem-patentkan ciptaannya pada tahun 1884.


Nipkow disk atau Jantra Nipkow melahirkan  televisi mekanis, yaitu prinsip gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur (scanning device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara mekanis dengan lingkaran spiral.


Pada tahun 1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat), John Lugie Baird (Skotlandia) dan Ernst FW Alexander (Amerika Serikat) membuat penelitian yang mengantar Charles F. Jenskin pada tahun 1925 berhasil membuat gambar bayangan atau  silhoutte. Sedang John Lugie Baird menemukan dasar-dasar bagi televisi berwarna yang kemudian berhasil pula menciptakan prinsip-prinsip bagi pengembangan teknik gambar hidup atau bioskop. Menyusul kemudian Ernst FW Alexander dari General Electric New York pada tanggal 11 September 1928 berhasil menayangkan drama televisi untuk pertama kalinya di Amerika Serikat.


Seorang ahli berkebangsaan Rusia yang hijrah ke Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923 merancang tabung kamera ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi elektris. Kemudian penemuan ini dilanjutkan dengan mempatent-kan televisi elektronis berwarna pada tahun 1925, ciptaannya ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun 1939.


Sekilas info tentang perkembangan televisi



Siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Siaran
tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 waktu Indonesia bagian barat untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. 


Televisi Republik Indonesia (TVRI) baru melaksanakan siaran secara kontinyu 24 Agustus 1962. Liputan perdananya adalah upacara pembukaan Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat ini siaran televisi di Indonesia telah dapat menjangkau di duapuluh tujuh propinsi di seluruh Indonesia berkat pemanfaatan satelit Palapa (yang mampu pula menjangkau wilayah Asean).


Perusahaan-perusahaan televisi besar bermunculan di Amerika Serikat seperti NBC, CBS. Duapuluh tahun sebelum kehadiran televisi di Indonesia yaitu pada tahun 1942, CBS
telah menyiarkan berita serbuan pasukan Jepang ke pelabuhan Pearl Harbour Hawaii, Amerika Serikat. Akibat serbuan Jepang ini Pemerintah Amerika Serikat memerintahkan untuk menghentikan semua pembangunan studio radio dan televisi. Stasiun ini digunakan
untuk keperluan pertahanan sipil, tempat latihan dan perintah-perintah dari Palang Merah.


Stasiun WNET telah menyiarkan film penyerahan pasukan Jepang diatas kapal Missisipi. Televisi berwarna diperkenalkan pada tahun 1953 di negeri ini. Televisi kabel diperkenalkan untuk menjawab ketidakmerataan penerimaan gelombang televisi di di daerah-daerah di
Amerika Serikat. 


Tahun 1940-an teknologi ini diperkenalkan dengan menggunakan bantuan antena besar yang diletakkan di daerah yang tinggi kemudian sinyal diterima oleh antena
yang lain untuk selanjutnya disalurkan melalui kabel (jenis coaxial) ke pesawat televisi.



Di Eropa Inggris mengawali siaran dengan penayangan upacara penobatan raja George VI pada tahun 1937. Sedang pada tahun 1954 mereka memantapkan siarannya
dengan tayangan televisi berwarna. 


Jerman memulai siaran televisinya pada tahun 1948
sedang Televisi Italia memulainya pada tahun 1953. Di kawasan Asia, Indonesia bukanlah negara pertama yang mengawali pertelevisian.  Jepang adalah negara yang jauh sebelumnya melakukan penelitian-penelitian tentang televisi.


Pada tahun 1953 NHK telah melakukan siaran televisi untuk pertama kali yang diikuti oleh Filipina di tahun yang sama. Demikian pula Thailand memiliki teknologi pertelevisian sejak tahun 1955. Sedangkan RRC baru melakukannya tahun 1962, tahun yang sama dengan Indonesia.


Dan untuk lebih lengkapnya lagi, bisa dibaca di http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/dkv/article/viewFile/16045/16037 artikelnya menarik banget untuk kita baca. Semuanya sudah dibahas disana, so.. tunggu apa lagi baca sekarang dan pengetahuan kita bertambah. thanks..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar